Sabtu, 17 April 2010

Papua Bergejolak Lagi , Apa dan Siapa di Balik Peristiwa Itu


Mendengar dan membaca beberapa berita tentang peristiwa di papua, sebagai orang papua, saya prihatin karena yang terkena dampak nantinya juga adalah masyarakat kecil, akan terjadi eskalasi militer ke pelosok dan pedalaman papua, ini tentu mempunyai dampak sosiologis yang mempengaruhi pisikologis masyarakat, tanpa mau saling menyalahkan, saya pribadi melihat ini sebagai bagian dari rasa ketidak puasan terhadap pemerintah kita, tetapi harus di justifikasi lebih lanjut, kepuasan seperti apa ?

Kalau mau jujur, dalam pelaksanaan otonomi khusus, tentu banyak kekecewaan dibandingkan kesuksesan, dalam implementasi otonomi khusus saja, terjadi banyak perselingkuhan antara elit di pusat dan daerah, kebijakan di papua lebih mengedepankan kepentingan dari pada kebutuhan rakyat papua.

kita harus jujur dengan pembangunan yang ada, otonomi khusus memang menurut jakarta sangat baik, tetapi tidak diawasi pelaksanaannya, sehingga berdampak pada konflik - konflik horizontal, sebenarnya masalah tuntutan papua merdeka, bukan baru kemarin sore di sampaikan, justru sebaliknya - posisi tawar - menawar inilah yang kemudian ditanggapi oleh pemerintah melalui otonomi khusus, dan salahnya otonomi khusus tidak melihat kebutuhan mendasar orang papua.

Di Ibu Kota provinsi saja, untuk berjualan, mama - mama papua harus berjemur dibawah terik matahari, kalaupun ada pasar, harus bayar dulu….baru menempati tempat yang layak, UNTUK APA OTSUS KAH ? padahal yang jadi Gubernur, Bupati, walikota adalah anak- anak papua, yang dikandung dan di lahirkan dari rahim perempuan papua, ini DOSA BESAR….dongeng tentang Si Malingkundan ada di Birokrasi Papua, kebijakan tidak bisa mengakomodir mama - mama papua yang berjualan di pinggiran jalan dan di bawah terik sinar matahari

Semua peristiwa yang terjadi adalah akumulasi dari kekecewaan sepanjang sejarah Integrasi Papua ke NKRI, walaupun Kely Kwalik sudah dibunuh..tapi bukan berarti gejolak akan berakhir, tetapi yang terpenting adalah pemerintah lebih bijak terhadap pembangunan di Papua. Jadi pemerintahlah yang menciptakan aktor dibalik semua peristiwa ini, karena kebijakan yang tidak melihat kebutuhan, tetapi kebijakan karena keserakahan………..

Tidak ada komentar: