Minggu, 08 Agustus 2010

Front PEPERA: Otsus Gagal, Sebab Produk Negara Kapitalis

Front PEPERA: Otsus Gagal, Sebab Produk Negara Kapitalis
Minggu, 08 Agustus 2010 21:05
Front PEPERA: Otsus Gagal, Sebab Produk Negara Kapitalis
Dinamika pelaksanaan Otsus yang dinilai gagal Total oleh komponen gerakan perjuangan Politik Papua dengan mengembalikan otsus kepada pemerintah Pusat dan terakhir yang dilakukan massa Fordem yang difasilitasi MRP, dinilai sebagai tindakan yang objektif oleh Kelompok Eksekutif Nasional Front Persatuan Perjuagan Rakyat Papua Barat (Front PEPERA PB).

OLEH : Veny Mahuze

Front Papua Barat melalui Press Releasenya saat Jumpa Pers di Asrama Tunas Harapan Abepura, mengutarakan sejumlah fakta soal pelaksanaan Otsus Papua yang dinilai gagal total, sebab produk Otsus yang diberikan Pemerintah Indonesia yang disebut kado Politik, sarat dengan nuansa Politik Negara Kapitalis yang turut andil dalam memberikan dana Otsus untuk Papua, terang Selpius Bobii yang juga Ketua Umum Front PEPERA Papua Barat.
Pelaksanaan Otsus yang dinilai gagal oleh kelompok ini mengacu pada fakta dan penilaian selama sebilan tahun berjalannya Otsus, belum dapat mengangkat derajat hidup orang Papua asli dari kemarjinalan Pembangunan, bahkan penduduk asli Papua cenderung terpinggirkan dalam mengelola Sumber Daya Alamnya .
Selpius yang didampingi seorang rekannya dari Front PEPERA Port Numbay dalam keterangannya di hadapan wartawan, menyatakan pernyataan tegas kelompok Front PEPERA yang menurutnya akan memberikan pencerahan kepada seluruh rakyat Papua, terutama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Papua tentang seuk beluk mengapa Otsus di berlakukan di Papua.

Menurutnya, rakyat di Papua perlu mendapatkan pendidikan Politik agar dicerahkan pandangannya tentang Otsus dan mengapa otsus diberlakukan dan gagal total untuk masyarakat pribumi Papua, hal pertama yang perlu diperhatikan oleh seluruh rakyat di Papua dan Pemerintah bahwa otsus yang dinilai dengan banyaknya uang oleh khalayak di Papua, sesungguhnya tidak akan memberikan kesejahteraan yang sesungguhnya sebab Produk Otsus adalah produk negara negara kapitalis yang selama ini membantu Indonesia dengan dana otsusnya yang dikucurkan ke Papua dan disebut gula gula Politik itu.
Namun pemerintah Indonesia dan Pemerintah di Papua dibisukan dan terjebak juga dalam Politik negara Kapitalis yang secara langsung telah mengambil keuntungan dari segala sember daya alam. Dikatakan, Pemerintah sebenarnya telah menjual seluruh Tanah Leluhur orang Papua dengan segala Sumber daya alamnya. Contoh konkrit dari hal ini kata Selpius dapat dilihat dari ramainya Investasi negara asing di Papua dengan dibukanya beribu ribu hektar hutan Papua untuk daerah konsesi dan perkebunan kelapa sawit, adanya kawasan pertambangan yang sesungguhnya milik negara investor dan Merauke MIFE dimana sejumlah hektar lahan disana telah dijual kepada negara Investor yang adalah negara kapitalis dan Pemerintah Indonesia telah menjual dan mengadai seluruh daratan tanah papua kepada investor tanpa masyarakat Pribumi Papua ketahui.
Menurut dia, Pendidikan Politik bukan hanya diberikan kepada rakyat Papua saja, melainkan Pemerintah Indonesia juga harus memahami bahwa dengan mengadaikan seluruh Tanah leluhur Papua yang dibayar dengan dana Otsus, sesungguhnya Pemerintah Indonesia telah masuk dalam sebuah rekayasa dari kaum kapitalis, dimana Pemerinah Indonesia hanya menerima begitu saja produk negara kapitalis yakni Otsus untuk Papua, agar Indonesia dapat mempertahankan eksistensinya dihadapan negara kapitalis dunia agar tidak kehilangan muka, namun sebenarnya salah besar, kata dia.
Selama produk Negara Kapitalisnya, yakni Otsus terus diberlakukan, sampai kapanpun tidak akan mensejahterakan orang Papua, sebab Otsus adalah produk negara kapitalis yang hanya mencari keuntungan dengan menjarah seluruh kekayaan alam Papua untuk negara kapitalis sementara orang asli Papua tidak tersentuh oleh produk kapitalis Otsus itu, kalau memang otsus adalah murni produk Pemerintah Indonesia, tentu tidak akan menguntungkan pihak negara kapitalis, malah sebaliknya memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada rakyat Papua, setidaknya dapat dilihat dari wajah pendidikan di Papua dan derajat kesehaatan di papua.
Karena Produk Otsus milik negara kapitalis, maka negara Indonesiapun tidak dapat berbuat apa apa, justru menjual tanah Papua dan rakyat Papua sekarang telah berada diluar dari tanah leluhurnya, sadar atau tidak sadar itu sudah terjadi sebab uang tidak akan membangun Papua, “membangun Papua harus dengan hati” terangnya.
Kehadiran uang otsus membuat masyarakat dimanja dan berjiwa mental proyek serta menghindar kerja keras sebagai budaya papua yang sudah luntur.
Solusi yang mau ditawarkan terangnya, harus ada ruang yang dibuka untuk menjembati keterpurukan dan gagal totalnya Otsus, pihak ketiga sebagai pemyambung jembatan yang terputus sebagai bukti negara Demokrasi dan Pemerintah harus buat itu. **

Tidak ada komentar: