Kamis, 17 Juni 2010

referendum untuk papua menguat

JAYAPURA-Usulan referendum di MRP terus mengkristal. Walaupun 11 rekomendasi MRP bersama rakyat Papua belum juga dipublikasikan ke umum, namun spanduk besar bertuliskan “Referendum solusi terbaik bagi rakyat Papua barat” bisa menggambarkan kesimpulan akhir dari Pleno MRP bersama rakyat Papua. Ya, suasana pleno MRP yang dilangsungkan di Aula MRP, Rabu (16/5) kemarin, itu dihadiri seluruh komponen pergerakan rakyat Papua dan telah merumuskan 11 point penting yang kemudian rencananya akan dibawa ke DPRP, Jumat (18/6) mendatang, untuk kemudian di Paripurnakan DPRP. Pembacaan putusan pleno oleh Ketua MRP Agus Alue Alua itu berlangsung singkat, yang kemudian ditindaklanjuti oleh perwakilan Komponen masyarakat Papua yang dalam putusan bersama itu, disepakati untuk menunda pengantaran Putusan Pleno Mubes MRP itu ke DPRP. “Keputusan ini merupakan keputusan fundamental bagi masa depan orang asli Papua di Tanah Papua, sehingga keputusan ini akan terus dikawal oleh seluruh rakyat Papua, apapun resikonya, jadi kami putuskan untuk hari Jumat ini, kita akan mengantar bersama putusan ini ke DPRP,” tegas Salmon Yumama selaku juru bicara komponen masyarakat Papua.

Penundaan ini, sempat mengundang amarah serta teriakan ratusan masa masyarakat Papua yang datang ke MRP, namun setelah mendapat keterangan masa kemudian menenangkan diri. Dalam keterangan tersebut, Yumame yang juga ketua Forum Demokrasi Papua Bersatu itu, menyebutkan, bahwa maksud dari penundaan ini sengaja dilakukan dengan maksud agar konsolidasi terkait putusan MRP ini ke seluruh wilayah di Tanah Papua, luar Papua maupun di Luar negeri. Hal yang sama juga ditegaskan Markus Haluk, Ketua AMPTPI ini menyerukan agar seluruh masyarakat Papua secara bersama-sama berjuang membebaskan Papua dari cengkeraman pemusnahan yang secara sengaja dilakukan melalui kehadiran UU NO 21 tahun 2001 tentang Otsus Papua.

“Ingat Jumat ini, sampaikan pada seluruh rakyat Papua, kita akan aksi damai longmarc dari MRP ke DPRP, sehingga tidak ada lagi orang yang bilang bahwa itu segelintir orang, itu hanya orang gunung atau itu hanya orang Pantai dan sebagainya, mari kita tunjukkan bahwa papua yang dulu masih tetap satu,” teriak Markus lewat mikropohen yang tersedia di ruang sidang MRP. Bukan hanya Markus, hadir pula Pdt. Jhon Baransan. Kepada seluruh komponen masyarakat, Jhon dengan nada tinggi menegaskan bahwa Otsus di tanah Papua gagal mensejahterakan rakyat Papua, Otsus bukan lagi sousi bagi rakyat Papua namun Otsus bagi rakyat Papua adalah mesih pembunuh modern.

“Kita tidak segelintir, oleh karena itu, kita akan tunjukkan bahwa yang segelintir itu siapa, seluruh masyarakat Papua akan turut dalam aksi ini, ini hari berkabung bagi kita semua,” terangnya. Sementara itu, Sekretaris DAP Leo Imbiri, kepada wartawan mengatakan bahwa aksi hari ini ke DPRP selain sengaja di ulur, panitia juga belum melayangkan surat pemberitahuan ke Polresta Jayapura.”Kami tidak ingin rakyat Papua ini selalu dibenturkan dengan aparat, oleh karena itu kami akan minta berikan surat pemberitahuan ke Polisi, bukan surat ijin,” lengkapnya.

DPRP Kecele
Sementara itu, aksi unjukrasa yang digagas MRP sebagaimana informasi yang diterima akan digelar di Halaman Gedung DPRP, Jayapura, Rabu (16/6) siang ternyata mengalami pembatalan sepihak. Hal ini membuat DPRP kecele. Pasalnya, pimpinan dan anggota DPRP sejak pagi hari tel ah mempersiapkan diri untuk menerima massa pendemo yang membawa aspirasi rakyat terkait SK No 14 Tahun 2009. Bahkan Wakil Ketua I DPRP Yunus Wonda rela menunggu berjam jam didalam ruangannya bersama sejumlah anggota DPRP lainnya sembari menunggu kedatangan para pengunjukrasa dari MRP.

Ketua Tim Pansus Pemilukada DPRP Ruben Magay terkesan tergesa gesa menerima tamu masyarakat maupun pejabat pemerintahan yang ingin menemuinya. “Saya tak bergerak dari sini karena ingin menerima aspirasi rakyat yang disampaikan melalui MRP,” ujar Magay.Anggota Komisi C DPRP, Albert Bolang SH MH terpaksa menunda kegiatan pertemuan bersama masyarakat lantaran mesti mempersiapkan diri menerima aspirasi rakyat yang disampaikan melalui MRP. Sumber yang layak dipercaya mengungkapkan aksi unjukrasa yang dilakukan massa MRP mengalami penundaan serta direncanakan digelar di Halaman Gedung DPRP, Jayapura, Jumat (18/6) siang. (hen/mdc)

Tidak ada komentar: