
JAKARTA - Sebanyak 50 orang yang menamakan diri Koalisi Perjuangan Papua Barat berunjuk rasa di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, siang ini.
Pendemo merupakan mahasiswa asal Papua yang tinggal di Jawa-Bali ini dalam aksinya, Rabu (17/3/2010) membentangkan spanduk bertuliskan, "Selamat Datang kepada Obama".
Dalam orasinya, mereka mendesak Presiden Barack Obama untuk meninjau kembali Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) atau referendum yang diadakan pada tahun 1969. Sebab, menurut warga Papua, Pepera tersebut tidak demokrastis dan jujur.
Selain itu, massa juga menuntut pemerintah AS untuk menghentikan bantuan dana otonomi khusus (otsus) Papua kepada Pemerintah Indonesia. "Amerika punya sejarah terhadap Papua dengan memberikan dana untuk otomi khusus," ungkap A Okama Kossay, juru bicara pendemo.
Dalam unjuk rasa, mereka juga meminta AS menghentikan bantuan fasilitas kepada TNI dan Polri, karena institusi tersebut terbukti melakukan pelanggaran HAM terhadap warga Papua. Selain itu, warga Papua ini meminta agar PBB melakukan investigasi atas pelanggaran HAM oleh Pemerintah RI sejak tahun 1963 di Papua.
Keberadaan PT Freeport juga tak lepas dari perhatian pengunjuk rasa. Mereka mendesak AS meninjau kembali kontrak karya PT Freeport agar diakukan secara jujur dan demokratis, sehingga dapat menjamin hak hidup dan kesejahteraan warga Papua.
Dari pantauan, demo di depan Kantor Kedubes AS ini diawasi sejumlah petugas kepolisian dari jarak jauh. Sementara itu arus lalu lintas di Jalan Merdeka Selatan masih lancar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar